Bandung,neodetik.com || Sejumlah massa dari perwakilan ormas Islam dan elemen masyarakat akan menggelar aksi damai di depan Gedung Sate Jl. Diponegoro, Kota Bandung, pada (12/7/25) mendatang
“Masyarakat Jawa Barat Melawan Gerakan Islamophobia” dan menghapus Nama nama Islamin, ini digelar dengan orasi oleh tokoh masyarakat serta perwakilan ormas Islam.
Ustadz Asep mengatakan, aksi tersebut akan digelar sebagai salah satu cara dalam merespon Gerakan anti Islamofobia khususnya di Jawa Barat.
Ia mengatakan sebagai negara mayoritas yang penduduknya beragama Islam maka penguasa seharusnya mengedepankan nilai-nilai ketuhanan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan negara.
“Kalau kita teliti lebih dalam, Pancasila itu mengandung isi konsep Ketuhanan Yang Maha Esa dimana jika dikaji lebih dalam lagi maka semua itu berdasarkan syariat Islam, karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Maka wajar kalau di Indonesia ini kalau penguasanya beragama Islam, mesti dia mengedepankan nilai-nilai ketuhanan,” paparnya.
Ustaz Asep juga menyebutkan bahwa saat ini banyak kelompok-kelompok anti Islam yang mencoba merorong stabilitas negara dan merusak keharmonisan kehidupan beragama.
Ia juga mengklaim kelompok ini merusak akidah Islam berkedok pejabat,
Hal semacam ini jangan Sampai di Jawa barat Dedy Mulyadi harus hentikan untuk menghapus Nama RS maupun mengubah nama jalan.
“Kita bisa melihat faktanya, Dedy Mulyadi coba-coba merusak stabilitas agama dan negara yang aman ini menjadi tidak karuan.
Tentu saja kelompok ini bertebaran di mana-mana memasuki segala lini kehidupan mulai dari pendidikan, Agama kebudayaan, perpolitikan, di masyarakat, semuanya masuk,” tambanya.
Selain itu, Asep ini juga berpendapat bahwa sudah sewajarnya umat Islam di Indonesia meminta keleluasan dalam menjalani syariat di tengah-tengah masyarakat.
“Padahal secara fakta umat Islam ini merupakan mayoritas. Maka wajar jika kita meminta diberikan keleluasaan dalam menjalankan syariatnya, tentu tanpa mendiskreditkan pemeluk agama lain,” tuturnya.
Lebih lanjut lagi, Ustaz Asep mengungkapkan kelompok-kelompok tersebut semakin berani menyatakan kebenciannya secara terbuka. Hal ini diperparah dengan sejumlah Undang-Undang dan peraturan yang dianggap “tebang pilih” dalam penerapannya.
“Nilai-nilai pancasila itu bersumber dari Islam, tapi fakta sebaliknya betapa kelompok-kelompok yang benci Islam ini menampakkan kebenciannya lebih berani dan lebih terbuka. Hal ini karena munculnya peraturan-peraturan tidak jelas yang kerap diterapkan kepada umat Islam,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa salah satu dasar dari aksi melawan gerakan anti Islam atau pembenci Islam ini adalah urgensi setiap muslimin di Indonesia untuk menjaga keislamannya dari pihak manapun.
Dasar kita ini adalah setiap kaum muslimin harus berupaya mempertahankan keislamannya dari gangguan siapapun,” tegaasnya.
Orasi akan dilanjutkan oleh sejumlah tokoh yang lain. aksi akan dilaksanakan di depan Gedung Sate, dan kemudian melanjutkan akan orasi di depan Gedung DPRD Jabar yang jaraknya seratus meteran dari Gedung Sate.
Meski sempat diguyur hujan yang cukup deras, namun tidak menyurutkan massa dalam melanjutkan aksinya.
Di depan Gedung wakil rakyat tersebut orasi akan Kembali dilakukan oleh sejumlah tokoh dan perwakilan ormas Islam.
Tim Redaksi