Notification

×

Iklan

Dari Total 162 Daerah Aliran Sungai (DAS) Dii Bali Yang Bermuara Ke Laut, Sebanyak 34 DAS atau Sekitar 21 Persen Dinyatakan Berada Dalam Kondisi Kritis

September 18, 2025 | September 18, 2025 WIB Last Updated 2025-09-18T02:46:59Z

DENPASAR neodetik.com || Dari total 162 daerah aliran sungai (DAS) di Bali yang bermuara ke laut, sebanyak 34 DAS atau sekitar 21 persen dinyatakan berada dalam kondisi kritis. Ungkapan ini disampaikan oleh Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Universitas Warmadewa, Prof. Dr. Ir. I Gusti Agung Putu Eryani. 

Masalah Cukup Parah: Tutupan Hutan yang Menipis
• Contoh paling nyata adalah DAS Ayung: dari luas ±49.500 hektare, hanya sekitar 3 persen tutupan hutan yang masih ada. 
• Tutupan hutan yang minimal diperlukan secara ekologis adalah sekitar 30 persen, agar DAS mampu menahan volume air hujan ekstrem dan membantu mencegah banjir di hilir. 

Penyebab & Fakta yang Disorot
• Alih fungsi lahan menjadi pembangunannya di tepi sungai, pertanian terbuka, dan permukiman yang tidak memperhatikan sempadan sungai. 
• Pencemaran sungai oleh sampah rumah tangga dan restoran yang buang sampah langsung ke sungai (“teba”). 
• Sedimentasi dan tersumbatnya saluran air (drainase), serta rendahnya kepedulian terhadap vegetasi di sungai dan pinggirannya.
 

Dampak yang Sudah Terjadi
• Banjir besar yang melanda Bali pada 10 September 2025 lalu dikaitkan dengan peristiwa hujan ekstrem yang durasinya lama, dan daya serap air yang rendah karena tutupan hutan di DAS kritis. Banyak DAS kritis menyumbang aliran air dan material berlebih ke hilir, yang memperparah genangan, longsor, dan kerusakan infrastruktur.

Kondisi kritis 21 persen DAS di Bali adalah panggilan darurat: sudah saatnya pemerintah dan masyarakat Bali bekerja sama serius menyelamatkan ekosistem ini.
• Pemerintah (provinsi dan kabupaten) perlu segera menyusun mekanisme reforestasi dan revegetasi kawasan DAS yang kritis, terutama di hulu.
• Penegakan aturan mengenai alih fungsi lahan dan sempadan sungai wajib dilakukan secara tegas dan transparan.
• Masyarakat juga punya peran penting: menjaga sungai dan lingkungan sekitar, tidak membuang sampah ke sungai, dan ikut dalam aksi bersih-bersih sungai secara gotong royong.

Jika tidak, bukan hanya banjir yang akan terjadi, tetapi krisis air bersih, degradasi tanah, dan bahkan kehilangan identitas Bali sebagai pulau hijau bisa menjadi kenyataan.

×
Berita Terbaru Update