Kadang emosi datang tanpa diundang. Kata-kata terasa ingin keluar begitu saja, hati memanas, dan kita lupa bahwa orang yang sedang kita hadapi adalah belahan jiwa yang Allah titipkan untuk dijaga, bukan disakiti. Marah yang dibiarkan tumbuh hanya akan meruntuhkan ketenangan rumah, memudarkan cinta, dan perlahan menjauhkan kita dari keberkahan.
Padahal Rasulullah ﷺ telah mengingatkan kita dengan hadits yang begitu singkat namun sangat dalam maknanya:
لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ
"Janganlah engkau marah, niscaya bagimu surga." (HR. Thabrani)
Setiap kali kita menahan amarah, sesungguhnya kita sedang membuka satu pintu surga dalam keluarga. Kita sedang menjaga pasangan kita dari luka, dan menjaga diri sendiri dari dosa. Sering marah hanya menambah gelisah, merusak kesehatan, melemahkan jiwa, bahkan membuat kita buta melihat kebaikan pasangan. Lebih jauh lagi, ia menghancurkan keharmonisan rumah tangga yang seharusnya menjadi tempat kembali, tempat pulang, tempat paling aman.
Maka saat marah datang menghampiri, belajarlah untuk diam sejenak. Jangan berkata kasar, jangan melakukan kekerasan, jangan pergi meninggalkan rumah. Redam emosi dengan wudhu, shalat dua rakaat, dan memohon perlindungan kepada Allah. Pilih untuk memaafkan, memilih damai, memilih sabar.
Karena marah itu sesaat, tetapi luka yang ditinggalkannya bisa seumur hidup.
Dan menahan marah demi pasangan… itu adalah ibadah. Semoga keluarga kita selalu dijaga Allah dan dituntun menuju surga-Nya.
@arrahman.or.id
Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini tanpa mengurangi atau menambahinya. Semoga bermanfa'at.
