Wamena Papua, neodetik.com || Kami masyarakat Kabupaten Jayawijaya, khususnya yang tinggal di perkampungan kabupaten jayawijaya merasa sangat resah dan marah atas operasi militer yang dilakukan oleh aparat keamanan di beberapa tempat yg sudah di rencanakan dan pugima adalah salah satunya yang tadi terjadi operasidi sana.
Operasi seperti ini membuat masyarakat ketakutan, Aktivitas sehari-hari terganggu, padahal kami hidup damai dan hanya bergantung pada kebun dan hutan.
Kami minta Kapolres dan Dandim buka mata dan hati. Tolong bedakan mana kampung masyarakat sipil dan mana wilayah yang benar-benar jadi tempat tinggal TPNPB. Jangan semua dianggap sama. Jangan asal tuduh lalu main sikat.
Banyak foto dan informasi yang beredar menunjukkan aparat menyita alat-alat kami seperti parang, kapak, panah, dan tombak.
Perlu saya sampaikankepada Bpk Kapolresdan Damdim jayawijaya bahwa semua Itu alat kami untuk berkebun dan berburu pekerjaan yang jadi satu-satunya sumber hidup bagi kami di Lembah Baliem.
Parang dan kapak kami pakai untuk buka kebun, potong kayu, rawat tanaman. Panah dan tombak kami pakai untuk cari makan dari hutan. Kalau semua itu disita seenaknya, lalu kami harus hidup dari mana?
Tindakan seperti ini menyakiti hati kami. Jangan datang dengan senjata lalu rampas alat hidup kami. Kami bukan penjahat. Kami bukan separatis, Kami bukan TPNPB juga .
Kami masyarakat biasa. Petani dan pemburu yang cuma ingin hidup damai di tanah kami. Kalau terus begini, jangan salahkan kami kalau masyarakat marah dan akhirnya melawan.
Karena ini soal hidup. Kami bukan cari masalah, tapi kami tidak bisa diam saat hidup kami diinjak. Kami minta aparat berhenti bertindak sewenang-wenang.
Jangan tutup mata terhadap kenyataan bahwa lebih dari 80% masyarakat Wamena hidup dari alam. Jangan rampas alat hidup kami. Jangan siksa kami di tanah kami sendiri.
Sumber:Erwin Kuan