KCNB: Mengapa Gibran Patut Dimakzulkan? -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

KCNB: Mengapa Gibran Patut Dimakzulkan?

Juni 15, 2025 | Juni 15, 2025 WIB Last Updated 2025-06-15T22:00:54Z
Jakarta,neodetik.com || Banyak alasan yang mengarah kepada adanya dugaan perbuatan tercela yang mengarah pada Gibran--produk "hulusisasi" hingga hilirisasi dari sang ayah yang disorot masyarakat luas. Sorotan tersebut mulai dari ahli telematika Roy Suryo, Rismon Hasiholan Sianipar dan lainnya hingga para Purnawirawan TNI yang resah melihat negeri ini hanya dipercayakan kepada Presiden Prabowo Subianto tanpa seorang wakil yang mumpuni membantunya dengan baik. 

Kita bisa mengikuti terus dugaan peran cawe-cawe Jokowi yang memberi "pekerjaan" pada sang putra pelanjut kekuasaannya:
Kami dari Komunitas Cinta Negara dan Bangsa (KCNB) mengutip Artikel Roy Suryo yang berjudul "Ujian Pertama Polri PRESISI Banyak TerMul sebar HoaX, dibiarkan saja" dimana banyak sekali tanggapan dari pembaca yang menyorot. Namun lucunya kebanyakan meragukan komitmen PRESISI tersebut. Tentu hal ini bukan tidak beralasan, mengingat latar belakang antara TB1 dan Jokowi berasal dari kota yang sama. Itulah realita di masyarakat.

Tentu hasil (keraguan) masyarakat diatas harus menjadi cambukan keras bagi Kepolisian Republik Indonesia untuk bisa berbenah dan mendapatkan kepercayaannya kembali di masyarakat. Tentu bukan hal mudah mengingat beberapa kasus sebelumnya,sepeeti Tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yang lebih dikenal sebagai Kasus Sambo, Pembunuhan 6 Laskar KM 50, bahkan Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang telah menjadi "dark number" bagi Korps kepolisian. 

Sebelum masyarakat bisa diubah persepsinya, sekarang mendadak muncul lagi Ujian Kedua bagi Polri dalam menangani kasus Ijazah Palsu JkW yang pernah mendapat predikat internasional dari OCCRP (Organized Crime and Corruption Reporting Project) tahun 2024. OCCRP dalah jaringan jurnalis investigasi global yang didirikan pada tahun 2006 dan mengkhususkan diri dalam kejahatan terorganisir dan korupsi.

Ujian kedua ini adalah Viral munculnya pemberitaan adanya pihak-pihak (bahkan tokoh terkenal) yang dimungkinkan mengetahui bagaimana adanya Pembuatan Ijazah Palsu tersebut, yang ternyata bukan merupakan produk asli UGM namun hanya dicetak di kawasan Pasar Pramuka Salemba Jakarta. Adalah Bambang "Beathor" Suryadi (BBS) politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang berani membongkar cerita menghebohkan bak petir di siang bolong ini.

BBS bahkan dengan lantang berani menyebut bahwa Andi Widjajanto (AW) mantan Gubernur Lemhannas ke-17 dan mantan Sekretaris Kabinet (Sekab) JkW 2014-2015 pernah melihat langsung dokumen ijazah Jkw yang belakangan diyakini palsu itu. Hal itu terjadi saat persiapan pencalonan JkW pada Pilpres 2014, AW menjadi salah satu pihak yang sempat melihat dokumen tersebut. “AW belum sadar saat itu kalau "Ijazah" yang ia lihat adalah hasil cetakan 2012, saat JkW maju Pilgub DKI,” ungkap BBS dalam suaranasional.com/2025/06/13/beathor-andi-widjojanto-tahu-dugaan-ijazah-bodong-jokowi-dan-dibuat-tim-solo-di-jalan-pramuka-salemba/

Hal yang lebih membingungkan, BBS mengungkap bahwa Ijazah Palsu tersebut dibuat di Pasar Pramuka Salemba, Jakarta, oleh tim inti JkW yang dibawa langsung dari Solo. Tim tersebut terdiri dari David, Anggit, dan Widodo, yang kemudian bergabung dengan kader PDIP DKI seperti Dani Iskandar, Indra, dan Yulianto. Nama Widodo disebut sebagai aktor utama pembuat Ijazah Palsu tersebut, yang kini disebut-sebut menghilang sejak Bambang Tri, penulis buku JkW Undercover, membeberkan dugaan pemalsuan ijazah Palsu ke publik.

AW, sekalilagi menurut BBS, sempat terkejut saat mengetahui foto JkW di semua ijazah identik alias seragam, padahal seharusnya berbeda untuk tiap jenjang pendidikan. “AW harus berani bicara bahwa dia pernah melihat Ijazah Palsu itu. Jika tidak, ini jadi beban sejarah,” ujar BBS tegas sebagainana ditulis dalam link Suara Nasional diatas. "Pertemuan mereka terjadi di Jalan Cikini No. 69, Menteng. Di sanalah dibahas langkah cepat melengkapi berkas JkW ke KPUD DKI. Fakta ini tak bisa terus ditutupi,” kata BBS.

Berita diatas tidak hanya dimuat satu media saja, namun juga ada di Situs Jakarta Satu: jakartasatu.com/2025/06/12/hilang-misterius-beathor-aktivis-bernama-widodo-diduga-memalsukan-ijazah-jokowi-di-pasar-pramuka-salemba/ Berita yang sama dimuat di laman Gelora www.gelora.co/2025/06/beathor-ungkap-dugaan-ijazah-palsu.html?m=1 bahkan dalam platform X Oposisi Cerdas x.com/OposisiCerdas/status/1933653889288712252 Tak hanya itu sudah bisa dilihat juga melalui kanal YouTube QnC : youtu.be/nzMEcNTdBT4

Kembali menurut BBS, jika Ijazah Palsu versi Pasar Pramuka Salemba diatas terbukti, maka Universitas Gadjah Mada (UGM) akan dirundung malu dan paling dirugikan, padahal sudah telanjur menjadi (di) korban (kan) dan dijatuhkan citranya sehina-hinanya. 

Kutipan tulisan Roy Suryo bisa sebagai alat bukti atau petunjuk adanya dugaan perbuatan tercela yang bisa ditujukan kepada Gibran Rakabuming Raka? Hanya pemikiran bijak yang mampu memahami semua persoalan di negeri ini. Walahualam.
×
Berita Terbaru Update